Keputusan suku bunga di Thailand dan Korea Selatan akan menjadi sorotan di Asia minggu depan, seperti juga data perdagangan Desember dari Cina dan pesanan mesin inti dari Jepang.
Laporan perdagangan China, dijadwalkan akan dirilis Senin, diharapkan menunjukkan pertumbuhan kuat pada ekspor dan impor. Investor akan melihat angka ekspor untuk mengukur kekuatan permintaan eksternal, sementara angka impor akan memberikan petunjuk terhadap kekuatan ekonomi dalam negeri China.
Namun laju pertumbuhan baik ekspor dan impor kemungkinan akan melambat pada bulan Desember dari bulan sebelumnya, saat impor naik 37,7% dan ekspor tumbuh 34,9% dari bulan yang sama tahun sebelumnya. Para ekonom mengatakan perlambatan kemungkinan disebabkan perbandingan pada tahun dengan angka dasar yang tinggi pada bulan Desember 2009.
Bulan lalu, People’s Bank of Cina meningkatkan suku bunga pinjaman dan deposito utama sebesar seperempat persentase poin, dan sebagian besar ekonom memprediksikan akan adanya kenaikan suku bunga lebih jauh pada tahun 2011.
Pada hari Rabu, para gubernur bank sentral di Thailand dan Korea Selatan bisa mengikuti kebijakan yang diambil China, pada pertemuan kebijakan moneter masing-masing.
Para ekonom percaya bahwa Komite Kebijakan Moneter Bank of Thailand akan menaikkan suku bunga beberapa poin tahun ini untuk mengendalikan inflasi, yang jauh di atas target bank sentral dan diperkirakan akan terus meningkat.
Pada pertemuan terakhir di Desember, Bank of Thailand mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 2,0%, dan bisa mengambil langkah yang sama minggu depan untuk menjaga kendali harga.
Ekonom pada Merrill Lynch berharap Bank of Korea untuk tidak akan merubah tingkat suku bunga di 2,5%, tetapi mereka juga mengatakan bahwa "suara-suara yang keluar dari bank sentral dan pemerintah telah berubah menjadi hawkish sejak inflasi naik kembali ke 3,5% di bulan Desember . "
Pernyataan Bank of Korea bisa berisi sinyal bahwa kenaikan suku bunga lebih banyak akan berlangsung, setelah bank menaikkan suku bunga utamanya pada bulan Juli dan November dari rekor terendah di 2%, untuk mengatasi tekanan inflasi.
Juga pada Rabu, Jepang akan merilis data pesanan mesin inti untuk November, yang dianggap sebagai indikator utama belanja modal perusahaan.
Pada bulan Oktober, pesanan inti turun 1,4% dari bulan sebelumnya, ketika merosot 10,3%, menambah kekhawatiran bahwa investasi bisnis akan turun dan ekonomi Jepang akan tetap lambat
Sumber : MHDNS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar