Kamis, 18 Agustus 2011

Kontrak derivatif emas Loco London sebagai objek transaksi derivatif melalui Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) ini diatur di dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) bernomor 72/BAPPEBTI/Per/9/2009. Selain emas, dua produk lainnya adalah kontrak derivatif antar mata uang asing (foreign cross currencies) dan indeks.

Emas merupakan salah satu jenis komoditi yang paling banyak diminati untuk tujuan investasi. Di samping itu, emas juga digunakan sebagai standar keuangan atau ekonomi, cadangan devisa dan alat pembayaran yang paling utama di beberapa negara. Para investor umumnya membeli emas untuk hedge atau safe haven terhadap beberapa krisis termasuk ekonomi, politik, sosial atau krisis yang berbasis mata uang.

Permintaan emas fisik mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun ke tahun. Padahal cadangan emas dunia sangatlah terbatas. Oleh karena itu, dibeberapa negara maju telah menyediakan investasi alternatif berupa produk derivatif emas dengan menarik sejumlah margin sebagai jaminan transaksinya (margin trading). Mengapa diperlukan margin?. Ini karena adanya faktor harga, dimana harga emas juga dapat berfluktuasi sebagaimana komoditas lainnya.

LOCO LONDON

Di dalam pasar komoditas istilah "Loco" berarti "di". Berasal dari bahasa latin Locus yang berarti tempat. Loco London merepresentasikan basis perdagangan dan penyelesaian emas dan perak internasional di London. Pelaksanaan pasar ini di bawah naungan London Bullion Market Association (LBMA), namun bukan bursa.

Sejarah Perdagangan Emas

Pasar emas fisik (spot gold) terbesar dunia adalah London dan Zurich, akan tetapi London yang paling menonjol. London tumbuh mendominasi pasar emas pada saat emas menjadi mata uang utama. Penemuan signifikan di Ural (Rusia) telah meningkatkan produksi emas global pada abad 18. Pertengahan abad 19 menjadi momen bagi Inggris untuk mendominasi perdagangan dan keuangan dunia, sebagai sumber modal untuk pertambangan emas, dan menjadi standar emas mata uang lokal. Sehingga London menjadi pusat perdagangan dan penyelesaian emas dunia.

Perdagangan Emas OTC

Pasar emas London merupakan pasar Over-The-Counter yang berarti perdagangan dilakukan secara langsung antara dua pihak yang terlibat, dan tidak melalui pihak ketiga yang mengatur perdagangan, seperti bursa. Pasar OTC berlangsung selama 24 jam sehari dan tidak mempunyai struktur formal dan tidak ada tempat pertemuan sentral. Sebagian besar perdagangan dilakukan melalui telpon atau sistem dealing elektronik. Di pasar finansial global saat ini, perdagangan emas di London hampir terselenggara sepanjang waktu diseluruh dunia. Harga bid dan ask dikuotasikan secara kontinu di dalam sistem informasi pasar finansial yang dapat diakses seperti Reuters.

Analisis Pasar Emas

Pada kenyataan sehari-hari, harga emas tidak hanya tergantung kepada situasi permintaan dan penawaran, atau supply and demand. Harga emas juga dipengaruhi oleh situasi perekonomian secara keseluruhan. Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas dunia, antara lain:

1. Perubahan kurs

Melemahnya kurs dolar AS biasanya mendorong kenaikan harga emas dunia. Hal ini disebabkan karena para investor memilih untuk menjual mata uang dollar milik mereka dan kemudian membeli emas yang dinilai mampu melindungi nilai asset yang mereka miliki. Sebagai contoh, pada medio Oktober 2009, nilai tukar mata uang dolar terhadap mata uang lain terus menurun, sementara harga emas terus naik sampai ke level $1.070 per troy ounce yang merupakan harga emas tertinggi sepanjang sejarah.

2. Situasi Politik

Apabila situasi politik suatu negara semakin tidak menentu, umumnya akan memicu kenaikan harga emas, khususnya pada kondisi perang. Seperti perang AS dan sekutunya versus Irak pada akhir 2002 hingga awal 2003. Pada momen itu pelaku pasar beralih investasi dari pasar uang dan pasar saham ke investasi emas sehingga permintaan emas melonjak tajam.

3. Suplai dan permintaan

Salah satu contoh hal yang dapat mempengaruhi suplai dan permintaan (supply and demand) dari emas adalah seperti kejadian pada pertengahan tahun 1980. Pada saat itu, penjualan forward oleh perusahaan pertambangan selalu dipersalahkan atas terjadinya kenaikan pada harga emas. Dalam kerangka bisnis, sebenarnya perilaku perusahaan pertambangan tersebut masuk akal. Dengan melakukan penjualan forward ketika harga emas menguat, mereka dapat mengamankan harga output tambang pada harga yang cukup menarik.

4. Situasi Ekonomi Global

Korelasi emas dengan sektor moneter dan pasar keuangan (financial market) juga didasari sifat harga emas yang tidak punya efek inflasi (zero inflation effect), dimana bila terjadi kenaikan harga maka harga emas akan cenderung meningkat. Atas dasar hal tersebut, maka pada saat kondisi ekonomi memburuk atau terjadi ketidakpastian akan prospek perekonomian maka semua pihak akan cenderung memegang emas sebagai aset daripada bentuk aset lainnya. Sekitar 80 persen dari total suplai emas digunakan industri perhiasan. Konsumsi perhiasan merupakan pengaruh yang besar pada sisi permintaan.

Ketika kondisi ekonomi meningkat, kebutuhan akan perhiasan cenderung naik. Namun, dari data statistik terlihat kebutuhan akan perhiasan lebih sensitif terhadap naik turunnya harga emas dibandingkan meningkatnya kondisi ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar