Ada 3 (tiga) cara menentukan Support & Resistance yaitu :
1. Titik tertinggi dan terendah dalam suatu periode (Sensitif Line)
Nah ini adalah cara yang paling sederhana. Ada juga yang menyebutnya sebagai metode klasik berhubung cara menentukannya cukup dengan menarik garis horizontal secara manual semata-mata.
Tapi jangan anggap sepele metode klasik ini karena bahkan hingga hari ini metode menarik garis manual seperti ini masih banyak digunakan oleh analis teknikal kawakan.
Lantas, bagaimana caranya?
Hal pertama yang perlu Anda pahami dengan menggunakan cara klasik seperti ini adalah Anda harus mengetahui history pergerakan tertinggi dan terendah dari saham (Ex:Indeks Hangseng) yang sedang Anda analisis pada periode waktu tertentu. Periode yang dipilih haruslah tidak boleh terlalu panjang supaya rentang support dan ressistance jangan terlalu besar namun juga tidak boleh terlalu pendek sehingga menyulitkan kita menentukan kapan harus mengambil posisi berhubung jarak antara Sup-Res yang terlalu pendek.
Nah begini contohnya: misal Hangseng pada Time Frame 1 jam mempunyai titik tertinggi di 23.830 dan terendah di 23.350. Maka Resisten GBPUSD untuk 1 jam adalah 23.830 dan Support di 23.350. Mudah bukan?
Sekarang mari perhatikan gambar berikut ini:
Ya, ya, memang gambarnya kecil sekali sehingga angka-angkanya tidak kelihatan. Ini adalah grafik Indeks Hangseng dengan Time Frame 4 Jam. Pada saat gambar ini diambil, GBPUSD sedang berada di 23.700 dan seperti telah Anda lihat pada gambar, kita memiliki beberapa history harga tertinggi dan terrendah. Dengan demikian pada titik-titik inilah kita menarik garis secara manual (garis biru dan merah) sebagai batas titik support dan resistance.
2. Simple Moving Average Periode Besar
Apakah Anda tahu indikator Moving Average? Indikator ini biasanya digunakan untuk memprediksi trend pergerakan harga. Namun apabila Anda mengeplotnya dalam periode yang lebih besar maka MA dapat berguna sebagai garis Support atau Resistance harga. Dan kelebihannya dibandingkan dengan metode klasik seperti contoh sebelumnya adalah garis support atau resistance ini bersifat dinamis mengikuti pergerakan harga. Menarik bukan?
Mari kita lihat MA periode 100. Garis yang ditunjukan oleh MA 100 adalah Resistance untuk GBPUSD pada sebuah Time Frame.
Terlihat Resistance dari GBPUSD pada Time Frame 1 jam adalah pada 1.9883 sesuai dengan garis Moving Average yang terakhirnya. Namun sayangnya metode ini tidak dapat menentukan garis Support dan Resistance, hanya dapat salah satunya saja entahkah Supportnya atau Resistancenya saja. Dalam contoh kita kali ini kita dapat mengetahui titik resistance dari harga namun tidak supportnya. Anda harus menggunakan metode lain untuk mencari support.
3. Fibonacci Retracement.
Fibonacci Retracement merupakan salah satu cabang dari analisa teknikal dengan menggunakan deret Fibonacci. Hampir semua varian dari Fibonacci Analysis memang bertujuan untuk mengetahui titik Support dan Resistance dari pergerakan harga. Kali ini kita hanya akan membahas varian pertama sekaligus yang paling dasar dari Fibonacci yaitu Fibonacci Retracement. Apabila Anda tertarik mengetahui lebih lanjut varian-varian Fibonacci lainnya, silakan mempelajarinya pada CD Fibonacci yang telah kami sediakan. Anda dapat menemukannya pada Menu Produk di website Belajar Forex ini.
Anda juga dapat membaca artikel khusus mengenai Fibonacci pada Belajar Forex. Ikuti link berikut:
http://belajarforex.com/running-pig/2.-fibonacci-retracement.html
Fibonacci Retracement yang digunakan dapat berupa harga High Close atau harga pada titik Close. Perhatikan gambar berikut ini:
Informasi dari Gambar 2 adalah :
S1 : 1.9650
R1 : 1.9935
R2 : 2.0023
R3 : 2.0111
R4 : 2.0397
Titik 1.9650 dapat disebut juga titik psikologis. Harga mengalami pergerakan karena ditentukan oleh Demand dan Supply (Permintaan dan Penawaran). O ya, omong-omong saya akan berikan sedikit petunjuk tentang situasi harga GBPUSD pada tanggal 8 April 2008 yang lalu. Pasar memang terlalu sensitif terhadap mata uang GBP karena BoE (Bank of England) secara diplomatis berbicara kepada publik bahwa mereka akan memangkas suku bunga lokal. Alhasil banyak pelaku "Profit Taking" menjual mata uang GBP. Kondisi tersebut terkait dengan hukum Demand-Supply yaitu saat penawaran banyak dan permintaan tetap maka mata uang akan melemah dikarenakan banyaknya supply yang beredar di pasar.
Memang harga mulai turun. Dan saya pun merasakan gurihnya mengambil posisi Sell GBPUSD di 1.9885 pada 8 April 08 malam dan Close posisi di 1.9869 pada tanggal 9 April pagi. Yah cukuplah 16 poin buat satu hari. Hehehe. Daripada harga koreksi keatas, lebih baik ambil rezeki yang ada. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit.
Ok, kemungkinan terbesar banyak yang mengambil posisi Sell GBPUSD pada saat malam hingga pagi hari. Tapi biasanya para trader juga mengantisipasi berakhirnya trend dengan mengambil sebuah titik support tertentu. Pada titik itu mereka tidak lagi melakukan aksi Sell tapi sebaliknya mereka akan melakukan aksi profit taking dengan membeli mata uang yang telah mereka jual sebelumnya. Nah jikalau semua orang melakukan hal demikian secara otomatis penawaran berkurang dan penurunan mata uang mulai kehilangan tenaganya. Akibatnya, harga kembali bergerak naik.
Dalam kondisi tertentu, titik support dan resistance dapat ditembus oleh pergerakan harga. Memang sulit untuk menembus dinding-dinding Support dan Resistance yang telah terbentuk. Saat penjual menang dan pembeli sedikit, tentu saja harga dapat kembali terus turun meskipun sudah mencapai titik supportnya. Ketika harga menembus titik support dan resistance maka akan terbentuk titik support dan resistance yang baru. Titik support yang tertembus akan menjadi titik ressistance dan setelah itu akan terbentuk titik support terbaru.
Saya perkenalkan Anda pada sebuah istilah yang bernama Pivot Poin. Pivot Poin adalah sebuah titik dimana pergerakan harga tak akan bergerak jauh dari titik tersebut.
4. Dengan Metode Pivot Points
Metode terakhir sekaligus menjadi PR untuk Anda coba sendiri adalah dengan menggunakan sederetan rumus sebagai penentu titik support dan resistence dari harga. Rumus-rumus ini biasa disebut sebagai Pivot Points.
Cara menghitung Pivot points
Pivot levels diturunkan dari harga High, Low, Close di hari sebelumnya. Pivot points terdiri dari 5 levels:
R2 - Resistance kedua
R1 - Resistance pertama
PP - Pivot Point
S1 - Support pertama
S2 - Support kedua
Juga ada level tambahan seperti R3, S3, dan mid-points.
Contoh, data O, H, L, C dari GBPUSD dengan periode D1
Open 1,9690
High 1,9725
Low 1,9640
Close 1,9680
PP = (O + H + L + C)/ 4
PP = (1.9690+1.9725+1.9640+1.9680)/4 = 1.9684
Sup 1 = (2 x P) - H = (2 x 1.9684) - 1.9725 = 1.9643
Sup 2 = P - (H - L) = 1.9684 - (1.9725 - 1.9640) = 1.9599
Res 1 = (2 x P) - L = (2 x 1.9684) - 1.9640 = 1.9728
Res 2 = P + (H - L) = 1.9684 + (1,9725 - 1,9640) = 1.9769
Setelah Pivot terpasang, yang harus dicatat:
1. Jika market open diatas Pivot maka diperkirakan market bullish, jika merket open dibawah Pivot diperkirakan market bearish. Dan seberapa jauh harga open dari PP, atau jika open dibawah S1 atau diatas R1.
2. Jika open dibawah S1 atau diatas R1, maka diperkirakan harga akan mencoba koreksi terlebih dahulu sebelum bergerak searah dengan trend.
Nah ada banyak cara bukan? Silakan Anda mencobanya untuk mengetahui mana yang lebih cocok bagi diri Anda sendiri. Apabila ditanyakan metode yang mana yang terhaik, maka tidak ada yang lebih baik dari yang lainnya. Setiap metode telah digunakan dan dilahirkan oleh para trader-trader diseluruh dunia dan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Selamat mencoba!
References:
http://www.candlestickchart.com/glossary.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar