BP Plc membukukan kerugian sebesar US$17 miliar pada kuartal II tahun ini akibat insiden tumpahan minyak di Teluk Meksiko.
"Biaya dan denda untuk memenuhi komitmen kami dalam mengatasi insiden tumpahan minyak di Teluk Meksiko sangat besar. Kerugian US$17 miliar merefleksikan hal tersebut," kata Chief Executive Officer BP Tony Hayward dalam keterangan pers yang dikutip Bisnis.com dari situs resmi BP, hari ini.
Pada kesempatan sama, Dewan BP secara resmi mengumumkan pergantian CEO dari Hayward ke Robert Dudley yang kini menjabat direktur unit penanggulangan tumpahan minyak BP.
Dudley akan mulai menduduki jabatan CEO pada 1 Oktober 2010, sedangkan Hayward akan dinominasikan menjadi direktur noneksekutif di TNK-BP, perusahaan patungan BP di Rusia.
Hayward menyebutkan BP menanggung biaya sebelum pajak untuk mengatasi tumpahan minyak di Teluk Meksiko sebesar US$32,2 miliar, termasuk di dalamnya dana kompensasi untuk para korban senilai US$20 miliar.
Untuk mengisi kebutuhan biaya itu, BP berencana menjual aset hingga US$30 miliar dalam 18 bulan ke depan, khususnya pada bisnis hilir dan dengan pertimbangan aset tersebut lebih berharga bagi perusahaan lain ketimbang BP.
"Kami juga terus mengakses berbagai peluang bisnis baru, seperti kesepakatan baru di Azerbaijan, Mesir, China dan Indonesia yang telah dicapai sejak akhir kuartal I."
Perusahaan energi yang berbasis di London, Inggris ini akan mengambil kebijakan yang hati-hati dalam mengelola neraca. Utang bersih ditargetkan turun ke kisaran US$10 miliar-US$15 miliar dalam 18 bulan mendatang. Per akhir Juni, utang bersih tercatat US$23 miliar. Selama 2010 dan 2011, belanja modal direncanakan sekitar US$18 miliar per tahun.
"Dari awal, mereka akan melakukan segala upaya secara random untuk menuntaskan persoalan agar tidak mengganggu pendapatan perusahaan di masa depan," tutur Peter Hitchens, analis Panmure Gordon & Co di London kepada Bloomberg.
Terkait pengunduran dirinya, Hayward menegaskan pilihan tersebut bagus bagi BP khususnya di Amerika Serikat. "Apakah kami bisa mengatasi politik dengan benar, biarkan orang saja yang menilai," ujar Hayward.
"Biaya dan denda untuk memenuhi komitmen kami dalam mengatasi insiden tumpahan minyak di Teluk Meksiko sangat besar. Kerugian US$17 miliar merefleksikan hal tersebut," kata Chief Executive Officer BP Tony Hayward dalam keterangan pers yang dikutip Bisnis.com dari situs resmi BP, hari ini.
Pada kesempatan sama, Dewan BP secara resmi mengumumkan pergantian CEO dari Hayward ke Robert Dudley yang kini menjabat direktur unit penanggulangan tumpahan minyak BP.
Dudley akan mulai menduduki jabatan CEO pada 1 Oktober 2010, sedangkan Hayward akan dinominasikan menjadi direktur noneksekutif di TNK-BP, perusahaan patungan BP di Rusia.
Hayward menyebutkan BP menanggung biaya sebelum pajak untuk mengatasi tumpahan minyak di Teluk Meksiko sebesar US$32,2 miliar, termasuk di dalamnya dana kompensasi untuk para korban senilai US$20 miliar.
Untuk mengisi kebutuhan biaya itu, BP berencana menjual aset hingga US$30 miliar dalam 18 bulan ke depan, khususnya pada bisnis hilir dan dengan pertimbangan aset tersebut lebih berharga bagi perusahaan lain ketimbang BP.
"Kami juga terus mengakses berbagai peluang bisnis baru, seperti kesepakatan baru di Azerbaijan, Mesir, China dan Indonesia yang telah dicapai sejak akhir kuartal I."
Perusahaan energi yang berbasis di London, Inggris ini akan mengambil kebijakan yang hati-hati dalam mengelola neraca. Utang bersih ditargetkan turun ke kisaran US$10 miliar-US$15 miliar dalam 18 bulan mendatang. Per akhir Juni, utang bersih tercatat US$23 miliar. Selama 2010 dan 2011, belanja modal direncanakan sekitar US$18 miliar per tahun.
"Dari awal, mereka akan melakukan segala upaya secara random untuk menuntaskan persoalan agar tidak mengganggu pendapatan perusahaan di masa depan," tutur Peter Hitchens, analis Panmure Gordon & Co di London kepada Bloomberg.
Terkait pengunduran dirinya, Hayward menegaskan pilihan tersebut bagus bagi BP khususnya di Amerika Serikat. "Apakah kami bisa mengatasi politik dengan benar, biarkan orang saja yang menilai," ujar Hayward.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar