(Business Lounge – News & Insight) Pada kuartal kedua tahun ini ekonomi AS telah melonjak ke angka 4% pada tingkat tahunan dibandingkan -2,1% pada kuartal sebelumnya, sesuai dengan angka terbaru yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada situs resminya. Pertumbuhan selama kuartal kedua ini telah membalikkan kontraksi yang terlihat pada awal tahun.
Sesuai dengan laporan tersebut, mempermudah bank sentral AS untuk terus mengurangi stimulusnya. Sebelumnya the Fed telah mengumumkan pemotongan untuk pembelian obligasi menjadi $ 25 miliar (£ 15bn) per bulan dari $ 35 miliar.
Bank sentral telah membeli obligasi dalam upaya untuk mempertahankan suku bunga tetap rendah dalam jangka panjang. Dengan demikian hal ini akan mendorong belanja, lebih dari produk tabungan, oleh bisnis dan konsumen.
Dalam sebuah penyataan setelah pertemuan dua hari dewan pengambil keputusan The Fed di Washington, bank sentral AS ini menyatakan bahwa bahwa pertumbuhan kegiatan ekonomi AS rebound pada kuartal kedua disebabkan bertambahnya kegiatan belanja konsumen yang mengambil bagian lebih dari dua-pertiga dari kegiatan ekonomi AS, telah memacu pertumbuhan ekonomi AS bertambah 2,5% selama kuartal kedua. Di sisi lain pengeluaran bisnis pada perekonomian terbesar di dunia ini meningkat sebesar 14%.
Selain itu The Fed juga masih mempertahankan suku bunga yang rendah juga disebabkan sektor tenaga kerja yang masih lemah dari yang diharapkan. Paling tidak suku bunga rendah akan dipertahankan hingga pertengahan 2015. Namun kebijakan ini menimbulkan kekuatiran bahwa suku bunga rendah akan berdampak kepada harga yang rendah dan akan memicu terjadinya inflasi.
Angka-angka pada Departemen Perdagangan menunjukkan bahwa inflasi, yang diukur dengan komponen laporan GDP secara keseluruhan, meningkat sebesar 1,9% (masih berada dalam target Fed). Angka sebelumnya untuk kuartal pertama adalah 1,4% tahunan angka yang dilaporkan selama periode Januari-to-Maret.
Aktivitas Perekonomian AS
AS memiliki salah satu perekonomian yang paling terdiversifikasi dan paling berteknologi maju di dunia mulai dari sektor keuangan, asuransi, real estate, sewa, sewa, perawatan kesehatan, bantuan sosial, profesi, bisnis dan layanan pendidikan. Ini semua berkontribusi sebesar lebih dari 40 persen dari PDB AS.
Sedangkan perdagangan eceran dan grosir mengambil bagian 12 persen dari kekayaan. Pemerintah dalam kaitannya dengan jasa BBM menambil bagian 13 persen dari PDB. Utilitas, transportasi dan pergudangan dan informasi rekening untuk 10 persen dari PDB. Manufaktur, pertambangan, dan konstruksi merupakan 17 persen dari output. Rekening pertanian hanya 1,5 persen dari PDB, namun penggunaan teknologi maju telah membawa Amerika Serikat menjadi net eksportir makanan.
Semua kegiatan perekonomian yang bergerak secara aktif ini telah mendorong upaya peningkatan perekonomian AS, namun demikian angka pertumbuhan ini belumlah signifikan bila dibandingkan dengan apa yang terjadi saat resesi AS pada 2009.
Uthe/Journalist/VMN/BL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar