SYDNEY [Bloomberg/Bisnis 22/9] : Yen mengakhiri penguatan selama 2 hari terhadap dolar AS akibat spekulasi otoritas akan kembali menggelontor pasar setelah intervensi pekan lalu untuk pertama kali dalam enam tahun lebih.
Mata uang Jepang ini menguat 1% sejak intervensi pada 15 September yang mendorong yen turun ke level terendah sebulan dari titik tertinggi dalam 15 tahun.
Dolar AS diperdagangankan mendekati level terendah dalam enam pekan terhadap euro akibat kekhawatiran keinginan Federal Reserve untuk terus melonggarkan kebijakan moneter akan memengaruhi permintaan aset AS.
"Ini wilayah penting untuk perdagangan dolar AS-yen. Ini merupakan area yang diintervensi pekan lalu dan pasar akan mencermati batasan di sekitar 84,80 yen," ujar Natthew Brady, direktur eksekutif untuk valuta asing di JPMorgan Chase & Co di Sydney.
Yen diperdagangkan pada 85,08 per dolar AS pada pukul 08:19 di Tokyo, dari 85,09 kemarin di New York ketika mencapai 84,98, tertinggi sejak 15 September. Mata uang ini berada pada 112,83 per euro, melemah dari 112,87. Dolar AS diperdagangkan pada US$1,3257 per euro kemarin setelah melemah ke US$1,3286, terendah sejak 9 Agustus.
Dalam wawancara yang dimuat surat kabar Yomiuri, Gubernur Bank of Japan Masaaki Shirakawa mengatakan penjualan yen pekan lalu sesuai dengan kondisi ekonomi. Bank sentral akan 'terus menyediakan dana melimpah ke pasar, termasuk dana yang digunakan untuk intervensi,' tulis surat kabar itu mengutip Shirakawa.
Dolar AS kemarin melemah terhadap 15 dari 16 mata uang yang paling banyak diperdagangkan setelah the Fed mengindikasikan bank sentral fokus pada inflasi yang di bawah perkiraan.
"Komite akan terus mengawasi tanda-tanda ekonomi dan perkembangan finansial dan siap untuk menyediakan akomodasi tambahan bila diperlukan guna menyokong pemulihan ekonomi dan untuk membalikkan inflasi," kata Federal Open Market Committee di Washington.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar