SINGAPURA [Bloomberg/Bisnis 20/9] : Yen melanjutkan penguatan dalam dua hari terhadap euro dan dolar AS akibat spekulasi pasar perumahan di AS stagnan, mendorong permintaan aset yang lebih aman.
Nilai tukar yen naik terhadap 15 dari 16 mata uang utama lain menjelang laporan mengenai pembangun perumahan AS hari ini. Sektor ini diperkirakan masih pesimis selama September, menandakan Federal Reserve tidak akan mengubah suku bunga yang tak jauh dari 0%.
Selain itu, euro mungkin melemah untuk hari kedua terhadap dolar AS akibat kekhawatiran pemerintah Irlandia akan berupaya mencari dana untuk industri perbankan yang tidak sehat di negara itu.
"Dalam situasi ini, banyak yang tidak berjalan mulus di AS. Daya tarik risiko dan selisih imbal hasil merupakan penggerak yen. Saya pikir dolar-yen tidak akan naik secara signifikan dari posisi saat ini," ujar Khoon Goh, kepala ekonomi dan strategi pasar ANZ National Bank Ltd di Wellington.
Yen menguat menjadi 111,84 per euro pada pukul 8:36 di Singapura dari 112,06 di New York pada 17 September, ketika jatuh menjadi 112,98, titik terendah semenjak 10 Agustus.
Mata uang Jepang ini telah naik menjadi 85,72 dari 85,86 per dolar AS. Euro diperdagangkan pada US$1,3043 dari US$1,3050 pada 17 September, ketika naik menjadi US$1,3159, level terkuat sejak 11 Agustus.
Goh mengatakan perdagangan valuta asing di Asia diperkirakan sepi hari ini karena hari libur di Jepang.
Indeks kepercayaan Asosiasi Pengembang Hunian Nasional/Wells Fargo di AS berada pada 14 dalam bulan ini, dari 13 pada Agustus. Pembacaan di bawah 50 berarti responden menganggap kondisi buruk.
The Fed pekan ini mungkin akan menegaskan janjinya untuk menahan suku bunga rendah untuk waktu yang lebih lama.
Nilai tukar yen naik terhadap 15 dari 16 mata uang utama lain menjelang laporan mengenai pembangun perumahan AS hari ini. Sektor ini diperkirakan masih pesimis selama September, menandakan Federal Reserve tidak akan mengubah suku bunga yang tak jauh dari 0%.
Selain itu, euro mungkin melemah untuk hari kedua terhadap dolar AS akibat kekhawatiran pemerintah Irlandia akan berupaya mencari dana untuk industri perbankan yang tidak sehat di negara itu.
"Dalam situasi ini, banyak yang tidak berjalan mulus di AS. Daya tarik risiko dan selisih imbal hasil merupakan penggerak yen. Saya pikir dolar-yen tidak akan naik secara signifikan dari posisi saat ini," ujar Khoon Goh, kepala ekonomi dan strategi pasar ANZ National Bank Ltd di Wellington.
Yen menguat menjadi 111,84 per euro pada pukul 8:36 di Singapura dari 112,06 di New York pada 17 September, ketika jatuh menjadi 112,98, titik terendah semenjak 10 Agustus.
Mata uang Jepang ini telah naik menjadi 85,72 dari 85,86 per dolar AS. Euro diperdagangkan pada US$1,3043 dari US$1,3050 pada 17 September, ketika naik menjadi US$1,3159, level terkuat sejak 11 Agustus.
Goh mengatakan perdagangan valuta asing di Asia diperkirakan sepi hari ini karena hari libur di Jepang.
Indeks kepercayaan Asosiasi Pengembang Hunian Nasional/Wells Fargo di AS berada pada 14 dalam bulan ini, dari 13 pada Agustus. Pembacaan di bawah 50 berarti responden menganggap kondisi buruk.
The Fed pekan ini mungkin akan menegaskan janjinya untuk menahan suku bunga rendah untuk waktu yang lebih lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar