[CNBC] Bila berjalan mulus, dunia akan lebih aman setelah para petinggi bank sentral dan regulator perbankan mengadakan pertemuan hari inggu di Basel, Swis. Dengan menyetujui aturan baru yang di disain untuk mencegah krisis financial, merekan akan menghilangkan ketidakpastian yang telah membebani market, terutama pada kekhawatiran seputar krisis utang Eropa yang kembali mencuat.
Akan tetapi aturan baru tersebut pun akan memberikan tekanan atas bank-bank yang berkinerja lemah dimana mereka harus menambahkan modal segarnya dan menjadi institusi dunia yang sehat atau memilih untuk bangkrut.
Otoritas keuangan dari 27 negara termasuk Ben S. Bernanke sebagai ketua the Fed dan Jean-Claude Trichet sebagai Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) yang telah bekerja keras selama berbulan-bulan atas apa yang harus dilakukan dan potensi kerugian yang harus dihadapi oleh industry berbankan.
Debat yang hangat atas aturan baru yang dikenal dengan Basel III telah menambah dosis tensi ke market sehingga menciptakan kegugupan di beberapa pekan, terutama pada Anglo Irish Bank di Irlandia, dan pertanyaan baru terhadap kepemilikan obligasi luar negeri pemerintah.
Untuk jangka penjang, bila aturan baru tersebut bekerja seperti seharusnya, perbankan akan lebih bisa menyerap potensi kerugian yang bisa terjadi di pasar dan mampu menghadapi berbagai krisis financial seperti yang pernah terjadi tiga tahun belakangan ini.
Meskipun demikian, aturan baru tersebut juga bisa berarti bahwa perbankan akan mendapatkan tingkat profitabilitas yang lebih rendah. Berdasarkan beberapa prediksi, pertumbuhan ekonomi bisa lebih tertahan karena bank harus membatasi kredit untuk membangun bantalan keuangan yang lebih besar.
"Bila aturan baru nanti dijalankan, semua bank akan memasuki pasar modal untuk mencari dana segar, tapi mereka masih membutuhkan bola Kristal untuk mengetahui apakah pasar tersebut mempu menyediakannya," kata Carsten Gross dari Association of German Public Sector Bank, sekaligus memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan cenderung melambat atas sebagai hasil dari diterapkannya aturan tersebut.
Deutsche Bank berencana untuk mengeluarkan 9 milyar euro dalam bentuk saham baru untuk membiayai akuisisi terhadap Postbank, seperti yang di laporkan oleh Bloomberg News dan The Financial Times tanpa menyebutkan sumbernya. Deutseche Bank menolak untuk berikan komentar meskipun sebelumnya telah menyebutkan akan melakukan pendanaan untuk setiap aktivitas akuisisi dalam bentuk penjualan saham baru.
Sepekan terakhir, National Bank of Greece mengatakan akan menambah 2.8 milyar euro, ada spekulasi bahwa institusi lain seperti Commerzbank di Frankfurt mungkin juga dalam upaya penambahan modal secepatnya.
"Sejauh ini regulator berusaha untuk tidak terlalu membebani sektor perbankan dengan aturannya." kata Marie Diron, ekonom dari Ernst & Young. Dia mencatat bahwa regulator akan memulai tahapan terhadap aturan baru tersebut hingga 2018, sehingga memberikan banyak waktu bagi perbankan untuk melakukan penyesuaian.
Kebanyakan bank-bank Eropa yang membutuhkan modal tambahan akan mampu untuk melakukannya dengan cara mempertahankan tingkat pendapatannya dibandingkan harus membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya, kata Jon Peace, analis dari Nomura Equity Research.
Dibawah regulasi baru, bank harus mempertahankan core Tier 1 Capital, atau setara dengan 2% dari asset mereka. Analis dari Morgan Stanley memperkirakan bahwa regulator tersebut akan menaikan batasan tersebut ke sekitar 8%.
Akan tetapi aturan baru tersebut pun akan memberikan tekanan atas bank-bank yang berkinerja lemah dimana mereka harus menambahkan modal segarnya dan menjadi institusi dunia yang sehat atau memilih untuk bangkrut.
Otoritas keuangan dari 27 negara termasuk Ben S. Bernanke sebagai ketua the Fed dan Jean-Claude Trichet sebagai Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) yang telah bekerja keras selama berbulan-bulan atas apa yang harus dilakukan dan potensi kerugian yang harus dihadapi oleh industry berbankan.
Debat yang hangat atas aturan baru yang dikenal dengan Basel III telah menambah dosis tensi ke market sehingga menciptakan kegugupan di beberapa pekan, terutama pada Anglo Irish Bank di Irlandia, dan pertanyaan baru terhadap kepemilikan obligasi luar negeri pemerintah.
Untuk jangka penjang, bila aturan baru tersebut bekerja seperti seharusnya, perbankan akan lebih bisa menyerap potensi kerugian yang bisa terjadi di pasar dan mampu menghadapi berbagai krisis financial seperti yang pernah terjadi tiga tahun belakangan ini.
Meskipun demikian, aturan baru tersebut juga bisa berarti bahwa perbankan akan mendapatkan tingkat profitabilitas yang lebih rendah. Berdasarkan beberapa prediksi, pertumbuhan ekonomi bisa lebih tertahan karena bank harus membatasi kredit untuk membangun bantalan keuangan yang lebih besar.
"Bila aturan baru nanti dijalankan, semua bank akan memasuki pasar modal untuk mencari dana segar, tapi mereka masih membutuhkan bola Kristal untuk mengetahui apakah pasar tersebut mempu menyediakannya," kata Carsten Gross dari Association of German Public Sector Bank, sekaligus memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan cenderung melambat atas sebagai hasil dari diterapkannya aturan tersebut.
Deutsche Bank berencana untuk mengeluarkan 9 milyar euro dalam bentuk saham baru untuk membiayai akuisisi terhadap Postbank, seperti yang di laporkan oleh Bloomberg News dan The Financial Times tanpa menyebutkan sumbernya. Deutseche Bank menolak untuk berikan komentar meskipun sebelumnya telah menyebutkan akan melakukan pendanaan untuk setiap aktivitas akuisisi dalam bentuk penjualan saham baru.
Sepekan terakhir, National Bank of Greece mengatakan akan menambah 2.8 milyar euro, ada spekulasi bahwa institusi lain seperti Commerzbank di Frankfurt mungkin juga dalam upaya penambahan modal secepatnya.
"Sejauh ini regulator berusaha untuk tidak terlalu membebani sektor perbankan dengan aturannya." kata Marie Diron, ekonom dari Ernst & Young. Dia mencatat bahwa regulator akan memulai tahapan terhadap aturan baru tersebut hingga 2018, sehingga memberikan banyak waktu bagi perbankan untuk melakukan penyesuaian.
Kebanyakan bank-bank Eropa yang membutuhkan modal tambahan akan mampu untuk melakukannya dengan cara mempertahankan tingkat pendapatannya dibandingkan harus membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya, kata Jon Peace, analis dari Nomura Equity Research.
Dibawah regulasi baru, bank harus mempertahankan core Tier 1 Capital, atau setara dengan 2% dari asset mereka. Analis dari Morgan Stanley memperkirakan bahwa regulator tersebut akan menaikan batasan tersebut ke sekitar 8%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar