[Bloomberg 24/9] Presiden Barack Obama dan PM China, Wen Jiabao berjanji bahwa kedua negara tersebut akan lebih meningkatkan koordinasi dalam penanganan pemulihan ekonomi global.
Dalam catatannya kepada reporter pada rapat di gedung PBB (New York), kedua pemimpin tersebut tidak menunjuk poin-poin friksi diantara kedua negara itu, termasuk penilaian mata uang China yang saat ini hangat dibicarakan, serta perdagangan.
Obama mengatakan bahw China telah menjadi "Mitra bisnis yang penting" dan kerjasama kedua negara sangat diperlukan untuk menangani krisis finansial. "Masih banyak yang harus di kerjakan dan dibicarakan dalam hal ekonomi untuk menciptakan pertumbuhan yang seimbang dan stabil." tambah Obama.
Akan tetapi, tekanan politik terhadap Obama untuk terus menggenjot perombakan kebijakan mata yang China yang dinyatakan sebagai under value, sehingga China banyak mendapatkan keuntungan dari transaksi perdagangan luar negeri.
China telah melampaui Jepang di kuartal kedua sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.
Defisit perdagangan US dengan CHina membengkak jadi $145 milyar dalam tujuh bulan terakhir di tahun ini, dari $123 milyar untuk periode yang sama tahun lalu ditengah pemulihan AS yang berlangsung melambat dan angka pengangguran tinggi di 9.6%.
Yuan telah terparesiasi sekitar 2% terhadap dollar sejak 19 Juni ketika bank sentral mengatakan bahwa yuan harus ditransaksikan lebih fleksibel terhadap mata uang utama, terutama dollar.
Kedua presiden tersebut tidak membicarakan masalah mata uang secara spesifik. Akan tetapi Obama mengatakan kepada PM China untuk "lebih berusaha membuat fleksibilitas yuan dibandingkan yang telah dilakukan selama ini."
Dalam catatannya kepada reporter pada rapat di gedung PBB (New York), kedua pemimpin tersebut tidak menunjuk poin-poin friksi diantara kedua negara itu, termasuk penilaian mata uang China yang saat ini hangat dibicarakan, serta perdagangan.
Obama mengatakan bahw China telah menjadi "Mitra bisnis yang penting" dan kerjasama kedua negara sangat diperlukan untuk menangani krisis finansial. "Masih banyak yang harus di kerjakan dan dibicarakan dalam hal ekonomi untuk menciptakan pertumbuhan yang seimbang dan stabil." tambah Obama.
Akan tetapi, tekanan politik terhadap Obama untuk terus menggenjot perombakan kebijakan mata yang China yang dinyatakan sebagai under value, sehingga China banyak mendapatkan keuntungan dari transaksi perdagangan luar negeri.
China telah melampaui Jepang di kuartal kedua sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.
Defisit perdagangan US dengan CHina membengkak jadi $145 milyar dalam tujuh bulan terakhir di tahun ini, dari $123 milyar untuk periode yang sama tahun lalu ditengah pemulihan AS yang berlangsung melambat dan angka pengangguran tinggi di 9.6%.
Yuan telah terparesiasi sekitar 2% terhadap dollar sejak 19 Juni ketika bank sentral mengatakan bahwa yuan harus ditransaksikan lebih fleksibel terhadap mata uang utama, terutama dollar.
Kedua presiden tersebut tidak membicarakan masalah mata uang secara spesifik. Akan tetapi Obama mengatakan kepada PM China untuk "lebih berusaha membuat fleksibilitas yuan dibandingkan yang telah dilakukan selama ini."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar