Rabu, 22 September 2010

Valuta & Bursa Saham Asia Menguat

TOKYO [Bloomberg/Bisnis 22/9] : Valuta Asia menguat terhadap dolar AS imbas optimisme atas pertumbuhan ekonomi di kawasan ini dan bursa Asia juga melanjutkan kenaikan untuk hari keempat.

Dolar AS melemah menjadi 84,90 yen pada pukul 11.33 a.m. di Tokyo, dari 85,09 kemarin. Ringgit juga menguat ke level tertinggi dalam 13 tahun.

MSCI Asia Pacific Index naik untuk hari keempat, bertambah 0,5% menjadi 125,64. Sementara Standard & Poor's 500 berjangka naik 0,4%. Di sisi lain, emas diperdagangkan naik 1% ke posisi rekor.

Keyakinan investor atas perekonomian dunia membaik setelah Federal Reserve berniat untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter guna memicu pertumbuhan. Di bagian lain, PM Najib Razak memperkirakan ekonomi Malaysia tumbuh 6% tahun ini.

"Jelas sekali, Fed melanjutkan pelonggaran moneter. Ini sudah cukup bagi pasar untuk melepas dolar AS," kata Adam Carr, ekonom senior ICAP Australia Ltd, di Sydney.

Dolar AS melemah ke level terendah dalam 6 pekan terhadap euro menjadi US$1,3298 per euro dari US$1,3264 di New York kemarin. Euro diperdagangkan pada 112,91 yen dari 112,87.

Ringgit menguat 0,3% menjadi 3,0915 per dolar AS, sehingga mencapai penguatan 11% sepanjang tahun ini. Ringgit sempat ke level terkuat sejak Oktober 1997 pagi ini pada 3,0905.

Dolar Australia menguat ke posisi tertinggi dalam 2 tahun terdorong oleh prospek berlanjutnya pelonggaran oleh Federal Reserve. Mata uang ini diperdagangkan pada US$0,9567, terbesar sejak Juli 2008, menguat dari US$0,9552 di New York.

Saham kesehatan dan finansial di Asia bergerak naik, membatasi penurunan yang terjadi pada kelompok eksportir di Jepang. Saham CSL Ltd melonjak 3,5% akibat spekulasi perusahaan akan mendapat keuntungan dari penarikan kembali produk milik pesaing.

Saham Mitsui Fudosan Co, pengembang terbesar di Jepang, naik 1,3% menyusul penurunan harga tanah yang melambat.

Pasar saham di China, Korea Selatan, dan Taiwan tutup hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar